Posts

Showing posts from 2018

Ragu

Jarak yang kuperkecil Makin menjauhkanmu dariku Salah pada sikapku Salah pada sikapmu Atau pada cinta yang kuletakkan Keraguan membuat pijakanku rapuh Melepaskan atau mempertahankan Pendirianku berada di ujung jurang

Kehilangan

Tangis di ujung penyesalan Kau inginkanku tuk berada disisimu Egoku menolak Pertengkaran tak terhindari Aku beranjak pergi berpaling darimu Namun tuhan mengambilmu secepat aku berpaling Aku kehilanganmu untuk selamanya Kehilangan senyum hangat yang mengantarku Menuju hari indah setiap pagi

Untuk sang pemimpin

Untuk sang pemimpin Kami adalah yang memilihmu Menjadikanmu tombak untuk mewujudkan Segala harapan yang kamu ucapkan Kami adalah yang memilihmu Menuntutmu membangun Negara ini Menjadi lebih sejahtera Menjadi yang kamu janjikan Menghilangkan kesenjangan yang terlihat jelas

Setiap kata

Setiap kata menjelma dalam suara Terangkai dalam nada Mengalun bersama semesta Mengisi relung jiwa

Garis

Garis- garis mulai mendingin di tengah kekacauan hati Terpaku di sudut yang sunyi Merintih tetesan di hati Ketika batu luluh untuk menepati janji Haruskah aku berlari Menjauh darinya Atau menikmati luka yang mencabik-cabik hatiku Perlahan kabut menyingkapkan wajah ayu Yang berdiri kokoh di hadapanku Memberikanku 1 hal sebelum kepergiannya Sebuah senyum indah dan harapan agar aku mampu berdiri tegak di atas kakiku sendiri

Mewarnai hari

Pekik senja memudarkan waktu Berharap tanya tak kembali Ribuan pena mengenakan tinta pelangi Mewarnai hari

Tertusuk dusta

Dingin kalbu Tertusuk dusta Terjerat cinta dalam mentari penghianatan Terdiam bukan bisu Tak mampu ku raih Jiwa yang mrlayang bersama bintang

Melepaskan hati

Melepaskan hati Terbang tinggi Meninggalkan raga Tak bertuan Akankah berakhir Penantian panjang Di ujung persahabatan

Menikam hatiku

Langit masih biru Ketika hujan menikam hatiku Gelora masih berbalut cinta Ketika perpisahan menjelma Kehangatan masih tersimpan dalam kabut keabadian Ketika kenangan membeku Duka awan dalam angin yang memisahkan garam dan lautan Berteriak Menggema di seluruh jagat Hitam yang berbayang dalam gelap

Kenangan yang telah mati

Tertinggal kepingan hati tak berpenghuni Di dalam bahtera yang karam di samudra Terukir mega indah membara Dalam nada-nada tak berirama Membangkitkan kenangan yang telah lama mati

Luka

Bulir-bulir menggores pipi Menyatu di atas tanah Debur ombak yang perlahan kembali

Rapuh

Aku rapuh tanpamu Ini bukan jalan cinta yang ku inginkan Tapi ini jalan yang harus aku lewati Tuhan Apakah dia yang engkau takdirkan untukku Ia bukan pria idamanku Namun mengapa hatiku beralih padanya Tuhan Tolong bantu aku Agar tak melukainya Ku mohon tuhan

Kecewa

Benci Aku Pada sikapmu Ingin kubunuh Rasa yang membelengguku denganmu Menajuhlah dari hidupku Sebelum aku juga membenci dirimu Dan semua kenangan indah itu Pergilah Jauh dari pandanganku Dan biarkan aku sendiri Dalam gelapnya malam

Merindumu

Aku merindumu Bagai merindu air membasahi tenggorokanku Aku merindukanmu Bagai menanti angi menerpa tubuh Aku merindukanmu Wahai kekasihku

Cinta adalah kita

Cinta ini milik kita Bukan hanya aku atau kamu Kita semua sama dalam cinta Meski terlahir dalam perbedaan Salahkah aku yang mencintaimu Dalam perbedaan yang membelenggu kita Salahkah kita yang terlahir berbeda Langit dan bumi juga berbeda Namun mereka saling melengkapi Kenapa kita tidak bisa mencoba Menahami arti perbedaan

Harapan

Surya menghilang dibalik tabir Kegelapan menyergapku Bersama rindu Bintang bercerita tentangmu Yang pergi dari hidupku setahun lalu Bunga cinta tetap mewangi Menebar senyum dibibirku Mengirai tangis dipipiku Rindu bertemu Melangkahi waktu

Bayanganmu

Bayangmu menyelinap dalam mimpi Menunjukkan wajah ceria Seraya menggandeng wanita pilihanmu Dan tak pernah perdulikanku Cinta ini menyakitiku Hingga aku membencimu

Ada dan tiada

Ada atau tidak ada aku akan sama saja Hatiku sedih saat aku harus memutuskan menjauh Meninggalkan semua kenyamanan yang ada Demi sebuah pembuktian Semua hanya mementingkan diri sedniri Tanpa ada yang ,meperhatiakn orang lain Ini semua karena uang Kediamanku bukan berarti aku setuju Aku hanya ingin kalian tahu Lukaku yang tak bisa aku ungkap pada dunia Akan ku ubah jadi kekuatan Yang akan menghancurkan Ego kalian Ada dan tiadanya diriku Tak ada arti dimata kalian Namun suatu hari Kalian akan mengakui keberadaanku

Kai pertama

Bukalah pintu hatimu Untuk menerima cintaku Ijinkanlah aku memasuki hatimu Akan ku tebarkan benih cintaku Terimalah cintaku dengan hati tulusmu Jangan palingkan wajahmu Derai hujan menghias hari Saat tangan itu ku lepas pergi Hati pilu Disayat sembilu Angin menusuk hatiku Andai awan kelabu menghilang Mentari datang memberi kehangatan Embun masih melekat didedaunan Indah bak lukisan Ini kali pertama Hujan hapus kerinduan Dari hati yang terluka

Menanti

Kau damparkanku di samudera rindu Setelah menaruhku dalam duniamu Hari terus berputar Bayangmu masih melekat Kumasih disini Menanti kau kembali Dalam pangkuan cinta suci Yang terbina dari hati

Rindu

Sang surya kembali kepelukan malam Bintang temani sang rembulan Mewarnai hati yang merindu Angin malam menusuk tulangku Menertawakanku Dalam keheningan Air mata mengalun merdu Menghapus rindu

Cinta

Cinta telah ada Sejak bertentangan mata Kebisuan memendam segalanya Di dasar hati Masikah ada cinta yang tersisa Saat kau telah bersamanya Penyesalan bias wakili apa Hanya kenangan yang tersisa Tangan yang dulu terulur untukku Tak dapat kusentuh Mencintaimu hal terindah Dalam kelam masa lalu

Kenangan

Kenangan demi kenangan Kembali membayangi Mengejar tiada henti Membuka tabir saat kau pergi Cinta membelenggu Bersama pahitnya masa lalu Ketika pisau penghianatan Menghujam jantungku

Gelisah

Gelisah dating menghampiri Ketika cinta mendekap dengan erat Bergetar saat bertemu Tenangnya jiwa saat menatapmu Waktu seakan membeku Ku terdiam terpaku Menatap wajah penuh cinta Yang kini milikku

Banjir

Ada apa dengan negeriku Tanah tak bersahabat Meninggalkanku disini Mengalir bersama air Dan batu yang tergerus Pepohonan rela mati demi angin Terbujur di atas tanah Air mengunjungi kota Untuk menyapa Orang yang tak peduli padanya

Rini, si menyebalkan part 2

Tiba tiba rini datang dan duduk di samping ani. Dengan kedua tangan yang di rentang kan di meja. Wajahnya terlihat muram. Ani: kamu kenapa? Rini: hari ini aku tidak bisa berdua dengannya. Ani: kamu punya pacar? Kata nenek nga boleh berdua an, bahaya Rini: tidak akan bahaya kalau berdua Ani : bahaya loh Rini: bahaya kalau di tabrak dengan kendaraan lain atau aku teledor menabrak kendaraan lain Ani: yang kita bicarakan manusia, kan? Rini: lah sejak awal yang aku bicarakan itu sepedaku Ani: %%%%/$&$

Kesedihan malam

Tertusuk cinta Tepat di relung hati Terkulai Mati Terkubur di dasar hati Tak ingin ulangi Kesedihan malam

Hujan

Pertunjukan besar dimulai Langit menurunkan layar Menjatuhkan permata Samar terdengar orkestra Mendayu Menjamah raga Menggema Mengisi mega Ribuan kata tak berucap Terukur indah pada pandanangan Takjub asa pada bintang Melihat ikhlas mengalir di mata Waktu tak mau bicara Mengapa Ribuan jarak di balik senja Tak putuskan cinta Terpaku di ujung malam Pada derap yang mendekap Hangat

Kehilangan part 2

Setitik cahaya dalam kegelapan Memberi warna pada dedaunan Pohon menagisi Air tak lagi berteman Kabut menutup mata Malam bernyanyi sendu Senandung sang rembulan Berbicara bintang

Siapa yang peduli

Pintu dengan sayap mentari Menunggu bersama bidadari Terlukis cinta di atas pasir yang mengeras Tergantung di antara angin yang berdesir Putih di ujung alunan lembut hijau Yang mengalun Hilir mudik melewati Siapa yang peduli

Menebar cinta

Angin menerbangkan melati Meninggalkan di sisi hati Menepi Sendiri Pedang pangeran membelah kenangan Menebar cinta

Mengekang masa

Risau air hujan membelah udara Mengalir kedinginan Menguatkan diri Melawan kebencian yang mengekang masa

Ketika cinta itu telah pergi

Kau tahu Cinta itu bisa memudar perlahan Namun sebuah komitmen dapat mempertahankan Kau tahu Ketika kau membuat seseorang cemburu Kau juga harus siap kehilangan cinta perlahan Sebab cemburu melukai hati Mengikis cinta yang ada Mengalirkan air mata Jangan berharap lebih Pada cinta yang kau hilangkan Sebab ia tidak akan pernah memberikan hatinya lagi Untuk seseorang yang telah menghancurkan hati Sudah cukup luka dan air mata Biarlah cinta hilang begitu saja Menguap tak bersisa

rini, si menyebalkan

Aini berteman dengan rini. Mereka sering berbincang dan inilah perbincangan mereka. Pertama Rini: ai, hari ini aku ikut lomba loh? Aini: jadi gimana di perlombaan tadi? Rini: tadi lawannya berat loh, ada yang 70 kg, 60 kg, dan aku cuma 50 kg Aini: kamu ikut lomba apa? Rini : lomba menulis Aini : hubungan menulis dengan berat badan itu apa? Rini: nga ada. Aku pergi dulu Aini: #&#&#& Kalau punya teman kayak gini itu rasanya sebagai latihan untuk menguji kesabaran bukan??? Hahahaha

Saatnya kamu berhenti

Berhentilah mencoba Untuk membuka hati yang tidak akan bisa kamu masuki Berhentilah mencoba Waktumu akan terbuang percuma Berhentilah mencoba menyemai benih cinta Di tanah yang pernah kamu hancurkan Karena semua akan percuma Tak pernahkah kau sadari itu Tak cukupkah waktu yang telah berlalu Tak bisakah ucapan menghalangi niatmu Sudah saatnya kamu berhenti

Kehilangan

Kediaman menguntai kata Ketika cinta membias di mata Andai waktu dapat bersua Takkan kugantung harapan cintaku padanya Wajah yang terlukis di hati Ingin segera ku hapus Agar aku tak lagi menangis di sisimu Menangisi luka yang ku toreh sendiri Di tepian duka aku berharap Lamunan ini pupus dan mati perlahan Hingga waktu yang bergulir tak lagi mengerti Apa yang akan di lakukan tubuh ini Tubuh yang telah kehilangan tuannya

Kematian

Sunyi menyekap gelap pekat

Penyesalan

Detik demi detik Terlewati dengan menghitung jarum penyesalan Yang tertanam di hati Penyangkalan yang berbuah pahit Kecemburuan yang semakin membakar Tenggelam dalam kegelapan samudera derita Senyum yang melayang Mentari yang menghilang

Kamu

Lembaran kenangan antara kau dan aku Masih lekat diingatan Saat pertama bertemu Mata yang saling menatap Senyum yang terhias dibibirmu Memberi kehangatan seperti mentari

Perlombaa burung surga

Sebuah kerajaan burung di dalam hutan akan diadakan perlombaan untuk mencari burung yang akan dinobatkan menjadi burung surga. Pengumuman untuk semua burung penghuni kerajaan. Kerajaan akan mengadakan perlombaan untuk dinobatkan menjadi burung syurga. Siapapun bisa mendaftar. “Aku ingin ikut.” merpati “Aku juga” pipit “Pasti aku yang menang. Tidak ada yang bisa mengalahkan keindahan buluku. Lihatlah” ujar Merak yakin “Kamu jangan sombong. Masih ada cenderawasih dan murai yang juga memiliki bulu indah. Bulu milikku juga tidak kalah cantik” ujar kepodang “Benar tuh” tambah pipit Cendrawasih sedang terbang di atas danau. Ia melihat ada keramaian di tepi danau. Ia pun turun. “Ada apa sehingga kalian kumpul disini?” tanya cendrawasih pada pipit “Ada perlombaan burung surga. Kamu ikut kan?” ujar pipit “Aku tidak terbiasa menjadi pusat perhatian orang diatas panggung” “Oh, iya kamu dari mana?” tanya kepodang “Aku dari  tempat bibiku. Aku pergi dulu. Ibu pasti sudah menungguku” uja

Keputusasaan

Hitam cinta memudar asa Menggenggam angin Memeluk awan Tersiksa setetes embun dalam hati Bulan memerah dibalik mimpi Berbayang mentari Membias harapan menjauh pergi Gurun membentang di hati Bimbang menari-nari di udara Bidadari bersayap ungu Menepi di balik angan Membentang sayap menghitam

Cinta terpendam

Perhatian yang tersembunyi Dalam lembutnya persahabatan Wangi bunga cinta yang mekar Tak semerbak bersama angin Sendu dalam keceriaan Terikat cemburu dalam kesunyian Hati yang terus berontak Namun ketakutan akan kehilangan Mampu meredam segalanya

Hening

Berontak  daun tak  ingin gugur Seketika angin terdiam Hening Melihat gelap menuntun langkah Dalam mimpi yang menyusuri pagi

Diam

Ia bersembunyi di antara mereka Memperhatikanku secara diam-diam Tapi tak pernah ia katakan isi hatinya Ia hanya memintaku untuk bisa mengerti Namun apa salahku Hingga aku tak mampu membencimu

Cinta itu bukan untukku

Cintamu tak bisa tersentuh Ia telah membeku dan tersimpan rapi Dalam kotak di sudut hatimu Cinta itu bukan untukku Meski aku yang selalu di sampingmu Uluran tanganku Tak pernah terlihat Kehadiran yang dianggap angin Mungkinkah aku Memiliki arti untukmu Kata kunci:

Sadarkah kau

Tegak berdiri Menantang warna pelangi Indah pemberontakan mewarnai mega Ketika hijau mulai berhias di balik tanah Ketika kupercayakan hatiku padamu Kau melupakanku Dan meninggalkan luka Sadarkah kau begitu kejam Membuatku mencintai tanpa sadar Lalu meninggalkanku Luka ini lebih perih dari patah hati

Kubunuh

Akan kubunuh Melalui rangkaian  tak bermakna Sejuta kebimbangan Yang bertebaran Akan kubunuh tangisan yang mendera hati yang tersiksa

Ukiran cinta

Ukiran cinta Kutulis namamu di rerimbunan Dahan menutupi tanah Diatas tumpukan sel yang mengeras Berharap engkau menemukan isi hati Kabut menyergap Memburamkan penglihatan Melepaskan genggaman Memanggil tanpa jawab Harapan menemukanmu Mengurung kabut Angin menyadarkanku Di tepian kesetiaan Air mata memerah Menggenangi pipi Melepas mentari Jejak mengukir kisah Pada daun yang berdendang Di tanah yang gersang Tawa megukir nama Pada gunung yang tegar Mengekang tangis

Lagu cintaku

Dentingan piano mengalun merdu Mengenalkanku pada cinta Wajah ayu Mendebarkan dada Kebersamaan membuatku mengerti Arti cinta yang kuperjuangkan Walau ada yang menghuni hatinya Ku tulus mencintainya Kini bunga cintaku bersemi di hatinya Menggantikan cinta yang gugur kebumi Bersama luka

Mencari arti

tertegun terpaku dalam sunyi mencari arti tawa tak lagi ceria duka tak lagi terhias tangis kemana perginya angin diantara dedaunan yang berbisik tertegun terpaku dalam sunyi mencari arti sempurna dalam kekurangan hari berkabut rindu kembali  kepelukan mentari asa melangkah pergi membayangi misteri menari mimpi mewarnai angin sepi aku masih disini menapakkan kaki mengukir mimpi rintihan hati menaungi mawar tak lagi berseri sempurna dalam kekurangan

Lirih

lirih menari bersama sunyi melambungkan senyuman pahit mentari menghitam hitam terang pelangi janji yang tak sadar terucap menanti di penghujung pagi menggandeng masa lalu mendekat mendekap menyesakkan melihat luka menggangga terpuruk dalam jurang kelam angin  membiru pilu membekukan air mata harapan mengikat mati hati

Di hati

setetes embun cinta menyirami bunga di padang pasir mekar berseri abadi di hati

Air surga

Titik air surga Menenangkan hati Mengukir nama Tak bertepi di ujung danau berlari menuju pelangi kabut menyingkap asa hadirkan harap di ujung senja mengikis luka lama air danau tergores luka membias untaian derita luka danau mengambang dingin menusuk tulang

Tulus

Aku rindu padamu Aku ingin tahu kabarmu Namun luka yang tertoreh menahanku Untuk tetap membisu Maaf Jika luka yang kuberi Bukan kebahagian yang telah terjanji Sebuah ucapan terkirim untukmu Sebuah kata tulus dari hatiku Tak pernah berharap apapun Namun kau ucapkan terima kasih banyak Aku bahagia Aku berharap kau menemukan bahagia Setelah luka yang ku beri Setelah aku menghilangkan senyum dari wajahmu

Kebebasan

hati kenapa kau buat kakiku berat melangkah izinkan aku pergi melewati batas dimana kenyamananku berada biarkan aku berusaha untuk mampu berdiri di atas kakiku berhentilah memberatkan langkahku bukankah kamu menginginkan kebebasan juga memiliki sayap hingga bisa terbang tinggi hati biarpun ada halangan besar di hadapan tetaplah biarkan kakiku ringan melangkah ini demi sepasang sayap untukku izinkan aku hati dan ikutlah pergi bersamaku

Tentang rasa

langit mengertikah kamu tentang rasa yang dihembus angin tentang hangat yang di sebarkan mentari mengertikah kamu arti rindu tanah pada hujan menikmati kesendirian di kala senja meniupkan keheningan mengertikan rasa yang tak juga berwujud warna hanya kediaman yang merengkuh kebisuan malam angin bawa rasaku pergi bersama bayangmu sembunyikan aku dari mata langit yang tak jua mampu kulepaskan

Mulut yang terkunci

Ingin ku katakan namun mulutku membisu Hanya kamu yang ada di hatiku Apakah kamu benar-benar untukku Aku mencintaimu seperti orang gila Tapi aku tahu aku takut kamu menjauh dan kita terpisah aku hanya tahu kamu yang ada di hatiku aku hanya ingin mengataknnya namun mulutku tak bisa bergerak

Cinta menghancurkan cinta

Derai air mata perlahan menghias pipi Melepas genggaman yang suci Inikah takdir pernikahan kita Tak mungkinkah untuk bersatu Ikatan yang suci Teringkari Ternodai Oleh cinta yang lain Teganya cinta Menghancurkan cinta yang lain

Wajah di balik awan

Wajah yang berada di balik awan Lembut bagai lembayung Tenang setenang air danau Adakah kau berniat hadir di hadapan Wajah yang berada di balik awan Hadirkan rindu tak bertuan Yang mengharapkan pertemuan Adakah kamu mendengarkan

Tidak semua bisa kita miliki

Tiada aku menyangka perasaanku terhadapmu, tiada aku menduga rupanya aku mencintaimu, andainya kamu mengerti maksud rasa cintaku ini... Aku menulis lirik yang telah kuubah dari lirik asalnya. Seperti inilah isi hati yang terkadang tidak bisa dimengerti oleh orang lain. Kadang kita memperhatikan dan memberi rasa lebih dari sahabat namun orang itu tidak pernah sadar atau tidak ingin menyadarinya. Dan memilih pergi. Lalu akan muncul pertanyaan, bencikah ia padaku sehingga ia menjauhiku? Atau mungkin kami hanya cocok sebagai sahabat bukan sebagai sepasang kekasih. Dalam hidup tidak semua yang kita inginkan terjadi. Kita hanya berusaha dan melakukan yang terbaik. Namun sang penciptalah yang pada akhirnya memilihkan jalan terbaik untuk kita. Awalnya mungkin kita akan merasa itu buruk untuk kita, namun itu sebenarnya yang ternaik untuk kita. Terimalah takdirmu dengan ikhlas dan jalanilah

Aku menemukanmu

Aku menemukanmu Diantara deretan kenangan ku Alasan mencintaimu Yang tidak pernah akan kau tau Kebaikan hati yang meluluhkan Es di hatiku Dapatkah ku temukan di diri orang lain Sikap manja yang tersembunyi Menggemaskan Meski berbalut kesal Tidak pernah akan ada kisah yang sama Untuk hidup yang sama

Benarkah

Senyum indahmu yang tidak akan ku lihat lagi Tawamu yang tidak akan ku dengar lagi Suaramu yang tidak akan ada lagi Langkah ku yang memilih menjauh Benarkah langkah ini Benarkah jalanku menjauhimu Benarkah harus ku bunuh cintaku Benarkah Bimbang di ujung jalan Kembali atau tetap melangkah Aku memutuskan melangkah Jodoh tiada yang tahu Jika kita ditakdirkan bersama

Cerita cinta rahasia hatiku

Haruskah aku bahagia Atau menangis sekencang kencangnya Melihatmu bersama nya Bodohkah aku Menyemangatimu untuk berjuang untuk cintanya Maaf aku semakin menjauh Aku tak mampu Melihatmu bersamanya Meski aku ingin kamu bahagia Biarlah kita semakin terpisah Sebab aku tidak ingin menjadi penyebab kesedihanmu Biarlah semua cerita tidak pernah terungkap Ini hanya cerita cinta rahasia hatiku

Palsu

Kau bilang akan tetap mencintai Meski telah di lupakan Namun kini kau berdiri Di atas pelaminan Bukankah kata katamu palsu Bukankah kau menipuku Aku yang tidak pernah akan percaya Semua ucapanmu Pilihanku untuk tidak terpedaya olehmu Adalah keputusan terbaik Kedatangan ku hanya ingin meyakinkanmu Tiada lagi kamu dalam hatiku

Aku tahu

Aku tahu kau tak punya rasa Namun semua yang kau lakukan berbeda Salah kah aku mengartikan Salah kah aku Kau menatapku berbeda Saat tiada yang memperhatikan kita Kau acuh saat mereka menyapa Kadang aku mengenalmu Kadang kau asing bagiku Aku memilih menjauh darimu Kamu yang tidak pernah jujur pada dirimu Tak kan bisa mengerti perasaanku

Mengusir cinta

Mataku mencarimu Meski hatiku bersepakat dengan logika  untuk menjauhimu Melupakan rasa yang dikubur mati hati Cinta y meminta untuk bisa hidup Dengan tegas di usir hati Sudah banyak luka yang tergambar di dinding hati Kali ini Iya yakin Cinta akan kembali menoreh luka Yang lebih dalam Jika ia membiarkan cinta memasuki rumahnya Cinta yang tidak akan menyatu Untuk apa dipertahankan Untuk apa diperjuangkan

Tidak pernah ada kata kita

Kau pergi dengan janji yang kau ingkari Bukan aku yang memintamu berjanji Kau yang memberi Kau juga yang menyakiti Inilah cinta Yang tidak pernah ada kata kita Berakhir setelah memulai Hanya hitungan tangan Mungkin lebih baik tanpamu Sosok yang hanya memberi harapan Tapi segera menghancurkannya Bukannya aku tidak tahu tentang masa lalumu Aku hanya diam Dan berharap kau berubah Namun ternyata tidak Kau masih sama seperti dulu Mempermainkan perasaanku

Kau yang berjanji kau yang mengingkari

Kau hanya melihatnya dari sisimu Tahukah kau seberapa terlukanya aku Seberapa hancurnya hatiku Seberapa sakitnya aku Kau tidak pernah tau Kau tidak akan tau Karena yang merasakan hanya aku Hanya aku Kau ucapkan cinta Kau janjikan kebahagian Lalu jalani semua itu dengan yang lain Tahukah kau perasaanku Akh kau hanya tahu perasaanmu Kau tak pernah perduli dengan perasaanku Kau membunuh kepercayaanku Kau menghancurkan semuanya Kau Harusnya tak pernah berjanji Hingga aku terbang tinggi Lalu kau jatuhkan aku ke lubang hitam Yang tidak bertepi Kau melukai hati Kau menghapus kepercayaanku Dapatkah aku kembali mencintai Setelah luka yang ku dapat dari mu Setelah hancurnya hatiku

Tentang hati

Hati Tidak pernah mengerti tentang perasaan mu Perasaan itu tidak pernah sampai ke hatiku Salahkah aku? Ada yang bilang Ucapan yang tulus akan sampai ke dalam hati Bukan hanya singgah di telinga Apakah perasaanmu tulus padaku Apakah aku yang sudah tidak bisa mencintai lagi Apakah hatiku benar benar telah hancur karena mu dulu Apakah mungkin aku masih bisa mencintai lagi Mempercayai ucapan cinta Mempercayai uluran tangan Mungkin kebaikan dan percaya Akan mudah di manfaatkan Oleh orang yang tidak Pernah bertanggung jawab

Ketika aku kau bilang kejam

Jangan pernah kembali Pada hidupku yang telah kau hancurkan Pada cinta yang telah kau hapus Dari hidupku Hati yang sudah kau remukkan Tertanam dan mati Kini aku tak bisa mencintai lagi Kau bilang aku yang kejam Lalu yang kau lakukan pada cintaku Itu apa? Bukankah kau yang kejam? Aku yang setia dengan cinta tulus untukmu Kau khianati Lalu aku yang kejam? Akh .... Hidup memberiku pelajaran Untuk tidak memilih cinta Dari persahabatan Kau mengambil semua dari ku Lalu aku yang kejam? Senyumku yang kau ganti dengan air mata Tawaku yang kau hilangkan Lalu aku yang kejam?

Memilih pergi

Aku memilih pergi Bukan untuk meninggalkanmu Aku hanya ingin mencari kehidupan untukmu Sebelum aku membawamu Maaf atas luka yang mungkin Akan membekas di hidupmu Tapi ini jalan yang aku pilih Meski berat harus terpisah sementara dengan mu Jangan benci aku, nak Ibu pasti akan menjemput mu Suatu hari kita akan kembali bersama Meski tanpa ayahmu

Move on

Kau datang dengan janji Yang akhirnya kau dipungkiri Namun kenapa hati Tak bisa membenci Hanya luka yang semakin dalam tertoreh Lalu menghilang dalam air mata Setelah bibir mengucap Doa agar kau bahagia Apa aku telah merelakan mu Mungkin lebih mudah menerima Agar lukaku tak semakin dalam Agar aku bisa melangkah Menuju hari yang cerah

Bayangan wajah yang mengusik

Kamu yang telah bahagia Kenapa muncul lagi di kepalaku Bukankah aku telah merelakan mu? Atau ada yang harus kita selesaikan? Akh Bayangan wajah yang mengusikku Pergilah jauh Biar kan hati ini seperti dulu Bayang wajah yang mengusik kedamaian batinku Pergilah Jangan pernah kembali Aku telah merelakan mu pergi

Asal mula kota cianjur, cerita rakyat dari tanah pasundan, jawa barat

Di sebuah desa di daerah Pasundan, hiduplah seorang lelaki kaya raya bersama anaknya. Lelaki itu memiliki hampir semua ladang dan sawah yang ada di desa tersebut. Penduduk desa bekerja padanya sebagai buruh tani. Ia dipanggil dengan pak kikir oleh para penduduk desa karena sifatnya yang sulit menolong orang lain. Hamparan padi mulai menguning di areal persawahan. Pemandangan itu terlihat sangat indah, berkilau saat di terpa sinar sang surya. Beberapa petani sedang memanen padi di sawah. “Hasil panen kali ini bagus” ujar pak tani “Iya, lebih bagus dari hasil panen musim lalu. Setelah semua panen ini selesai, akan ada pesta syukuran di rumah pak kikir seperti panen sebelumnya” ujar bu tani “Pasti. Namun makanannya akan tetap sama seperti setiap kali acara pesta syukuran” tambah pak tani “Iya. Pak kikir terlalu pelit untuk menyediakan makanan enak di acara syukuran hasil panen. Padahal hasil panen selalu melimpah dan lebih baik dari panen sebelumnya” ujar bu tani seraya melur

Kau atau aku yang egois

Hati yang menolak cintamu Kenapa selalu kau datangi Benarkah cinta tulus yang kau punya Masih tak percaya Kau habiskan waktu untuk memintaku Kembali ke sisimu Tempat yang sudah tak lagi jadi tujuanku Kau menabur luka Pada cinta yang hanya untukmu Membunuhnya perlahan Kini kau datang untuk meminta cinta itu Kembali tumbuh untukmu Kau atau aku yang egois Kau atau aku yang mementingkan diri Kau atau aku....

Cinta masa lalu

Kamu datang menawarkan cinta Di atas luka yang masih menganga Bagai menabur garam Akh Cinta kita telah jadi masa lalu Terkikis luka yang selalu ka beri Terkoyak kepercayaan hati Inikah cinta yang kembali kau tawarkan? Cinta yang berurai air mata Cinta yang begitu melelahkan Sudah ku hentikan langkah mu Namun kau selalu mencoba maju Untuk apa semua ini? Untuk cinta yang kau bilang suci? Atau untuk melukaiku lagi??

Aku tak sempurna

Aku bukan bulan yang sempurna di matamu Aku sempurna di atas kekuranganku meskipun tak pernah kau akui itu Aku teratai yang tumbuh di antara enceng gondok Yang tak pernah kau tampak keindahannya Tak pernah tercium wanginya ketulusanku yang mencintaimu Kau menyisakan ruang rindu untukmu di hatiku Yang mengekangku untuk tak pernah jauh darimu Namun selalu saja luka itu yang kau toreh di atas cintaku

Balutan luka

Diam di dalam asa Ketika udara mulai berteriak Mengalir Menyejukan Hati yang telah lama mati Dalam balutan cinta yang penuh luka

Berakhir di sini

Udara dingin mengusir semua kenangan Melelapkanku pada gelap Yang memelukku erat Mata yang perlahan tertutup Tak kan pernah terbuka Semua telah berakhir disini Bagiku

Lembaran baru

Oleh Yokko Setiap hati punya lembaran lembaran kenangan Yang perlahan tertulis oleh waktu Bukuku tentangmu tak pernah terselesaikan Kenapa kamu harus mencatat namamu di sana Apakah kisah ini tanpa akhir Sudah saatnya ku kunci buku itu Ketika tiada kata pasti berada di antara kita hingga kini waktu Masih belajar menulis lembaran baru tanpa mu Kamu yang selalu meragu Kamu yang selalu memberi harap Namun semua ternyata hanya perasaan ku saja Hentikanlah waktu Hapus namanya dari hidupku