Posts

Showing posts from April, 2018

Kehilangan

Tangis di ujung penyesalan Kau inginkanku tuk berada disisimu Egoku menolak Pertengkaran tak terhindari Aku beranjak pergi berpaling darimu Namun tuhan mengambilmu secepat aku berpaling Aku kehilanganmu untuk selamanya Kehilangan senyum hangat yang mengantarku Menuju hari indah setiap pagi

Untuk sang pemimpin

Untuk sang pemimpin Kami adalah yang memilihmu Menjadikanmu tombak untuk mewujudkan Segala harapan yang kamu ucapkan Kami adalah yang memilihmu Menuntutmu membangun Negara ini Menjadi lebih sejahtera Menjadi yang kamu janjikan Menghilangkan kesenjangan yang terlihat jelas

Setiap kata

Setiap kata menjelma dalam suara Terangkai dalam nada Mengalun bersama semesta Mengisi relung jiwa

Garis

Garis- garis mulai mendingin di tengah kekacauan hati Terpaku di sudut yang sunyi Merintih tetesan di hati Ketika batu luluh untuk menepati janji Haruskah aku berlari Menjauh darinya Atau menikmati luka yang mencabik-cabik hatiku Perlahan kabut menyingkapkan wajah ayu Yang berdiri kokoh di hadapanku Memberikanku 1 hal sebelum kepergiannya Sebuah senyum indah dan harapan agar aku mampu berdiri tegak di atas kakiku sendiri

Mewarnai hari

Pekik senja memudarkan waktu Berharap tanya tak kembali Ribuan pena mengenakan tinta pelangi Mewarnai hari

Tertusuk dusta

Dingin kalbu Tertusuk dusta Terjerat cinta dalam mentari penghianatan Terdiam bukan bisu Tak mampu ku raih Jiwa yang mrlayang bersama bintang

Melepaskan hati

Melepaskan hati Terbang tinggi Meninggalkan raga Tak bertuan Akankah berakhir Penantian panjang Di ujung persahabatan

Menikam hatiku

Langit masih biru Ketika hujan menikam hatiku Gelora masih berbalut cinta Ketika perpisahan menjelma Kehangatan masih tersimpan dalam kabut keabadian Ketika kenangan membeku Duka awan dalam angin yang memisahkan garam dan lautan Berteriak Menggema di seluruh jagat Hitam yang berbayang dalam gelap

Kenangan yang telah mati

Tertinggal kepingan hati tak berpenghuni Di dalam bahtera yang karam di samudra Terukir mega indah membara Dalam nada-nada tak berirama Membangkitkan kenangan yang telah lama mati

Luka

Bulir-bulir menggores pipi Menyatu di atas tanah Debur ombak yang perlahan kembali

Rapuh

Aku rapuh tanpamu Ini bukan jalan cinta yang ku inginkan Tapi ini jalan yang harus aku lewati Tuhan Apakah dia yang engkau takdirkan untukku Ia bukan pria idamanku Namun mengapa hatiku beralih padanya Tuhan Tolong bantu aku Agar tak melukainya Ku mohon tuhan

Kecewa

Benci Aku Pada sikapmu Ingin kubunuh Rasa yang membelengguku denganmu Menajuhlah dari hidupku Sebelum aku juga membenci dirimu Dan semua kenangan indah itu Pergilah Jauh dari pandanganku Dan biarkan aku sendiri Dalam gelapnya malam

Merindumu

Aku merindumu Bagai merindu air membasahi tenggorokanku Aku merindukanmu Bagai menanti angi menerpa tubuh Aku merindukanmu Wahai kekasihku

Cinta adalah kita

Cinta ini milik kita Bukan hanya aku atau kamu Kita semua sama dalam cinta Meski terlahir dalam perbedaan Salahkah aku yang mencintaimu Dalam perbedaan yang membelenggu kita Salahkah kita yang terlahir berbeda Langit dan bumi juga berbeda Namun mereka saling melengkapi Kenapa kita tidak bisa mencoba Menahami arti perbedaan

Harapan

Surya menghilang dibalik tabir Kegelapan menyergapku Bersama rindu Bintang bercerita tentangmu Yang pergi dari hidupku setahun lalu Bunga cinta tetap mewangi Menebar senyum dibibirku Mengirai tangis dipipiku Rindu bertemu Melangkahi waktu

Bayanganmu

Bayangmu menyelinap dalam mimpi Menunjukkan wajah ceria Seraya menggandeng wanita pilihanmu Dan tak pernah perdulikanku Cinta ini menyakitiku Hingga aku membencimu

Ada dan tiada

Ada atau tidak ada aku akan sama saja Hatiku sedih saat aku harus memutuskan menjauh Meninggalkan semua kenyamanan yang ada Demi sebuah pembuktian Semua hanya mementingkan diri sedniri Tanpa ada yang ,meperhatiakn orang lain Ini semua karena uang Kediamanku bukan berarti aku setuju Aku hanya ingin kalian tahu Lukaku yang tak bisa aku ungkap pada dunia Akan ku ubah jadi kekuatan Yang akan menghancurkan Ego kalian Ada dan tiadanya diriku Tak ada arti dimata kalian Namun suatu hari Kalian akan mengakui keberadaanku

Kai pertama

Bukalah pintu hatimu Untuk menerima cintaku Ijinkanlah aku memasuki hatimu Akan ku tebarkan benih cintaku Terimalah cintaku dengan hati tulusmu Jangan palingkan wajahmu Derai hujan menghias hari Saat tangan itu ku lepas pergi Hati pilu Disayat sembilu Angin menusuk hatiku Andai awan kelabu menghilang Mentari datang memberi kehangatan Embun masih melekat didedaunan Indah bak lukisan Ini kali pertama Hujan hapus kerinduan Dari hati yang terluka

Menanti

Kau damparkanku di samudera rindu Setelah menaruhku dalam duniamu Hari terus berputar Bayangmu masih melekat Kumasih disini Menanti kau kembali Dalam pangkuan cinta suci Yang terbina dari hati

Rindu

Sang surya kembali kepelukan malam Bintang temani sang rembulan Mewarnai hati yang merindu Angin malam menusuk tulangku Menertawakanku Dalam keheningan Air mata mengalun merdu Menghapus rindu

Cinta

Cinta telah ada Sejak bertentangan mata Kebisuan memendam segalanya Di dasar hati Masikah ada cinta yang tersisa Saat kau telah bersamanya Penyesalan bias wakili apa Hanya kenangan yang tersisa Tangan yang dulu terulur untukku Tak dapat kusentuh Mencintaimu hal terindah Dalam kelam masa lalu

Kenangan

Kenangan demi kenangan Kembali membayangi Mengejar tiada henti Membuka tabir saat kau pergi Cinta membelenggu Bersama pahitnya masa lalu Ketika pisau penghianatan Menghujam jantungku

Gelisah

Gelisah dating menghampiri Ketika cinta mendekap dengan erat Bergetar saat bertemu Tenangnya jiwa saat menatapmu Waktu seakan membeku Ku terdiam terpaku Menatap wajah penuh cinta Yang kini milikku